Yogyakarta, Suarakpk.com - Dengan Hadirnya dua calon Capres dan cawapres pada Pilpres yang akan datang sebenarnya Bangsa Indonesia sedang diuji kedewasaanya dalam berdemokrasi. Hal ini karena sosok yang maju hanyalah merupakan pertarungan ulang 2014 dengan sajian yang berbeda.
n'am Koordinator Komite Persatuan Nasional Ganti Presiden Jogjakarta (KPN GP JOGJA )
"Kontestasi ini jika 2019 hadir bisa lebih soft dari pada 2014. Ujaran kebencian, fitnah dan lain-lain bisa diminimalisir tidak salah jika demokrasi berjalan lebih bermutu. Ini harapan kita semua sebagai anak bangsa. Mendukung, memilih dan berperan aktif merupakan harapan dalam proses demokrasi. Yang tidak boleh dalam berdemokrasi adalah memaksakan kehendak, sebab hal ini bisa memicu perseteruan tidak sehat bahkan bisa menjurus pada kerusuhan sosial," jelasnya Jum'at (10/08).
KPN GP JOGJA memang hadir untuk membantu dan memenangkan Prabowo sebagai Presiden, tapi akan terus menjalin komunikasi yang sehat dan pendukung petahana.
"Ini lomba dan kita sambut bersama dengan gembira, bukan dengan permusuhan," tukasnya.
Bahkan In'am juga menekankan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menyambut pesta demokrasi sekarang ini selain dengan antusias juga gembira ria. Siap menang, siap pula untuk kalah.
(Nur R)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar