BANTUL, suarakpk.com - Paguyuban Warga Bantul (PWB) merupakan embrio organisasi sosial kemasyarakatan yang saat ini beranggotakan sekitar 250 orang. Di wakili pengurus melaksanakan audiensi kepada Bupati Bantul Drs.H.Suharsono beserta staffnya, kemarin senin (09/7/2018) dan diterima di ruang kerjanya lantai dua.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PWB Apriyanto, menyampaikan latar belakang terbentuknya wadah komunikasi antar warga yang bermula dari bencana alam hidrometreogis tanggal 26-29 November 2017.
Akhirnya dari Whatshap Group PWB terbentuk pengurus pada (14/1/2018) yang mewakili 17 kecamatan dengan slogan "Migunani Tumraping Liyan". Dalam kesempatan audiensi ini, Apriyanto menyampaikan rencana syawalan kebangsaan warga Bantul hari Sabtu 14 Juli 2018 dan mohon Bupati Drs.H.Suharsono bersedia hadir sekaligus meresmikan kantor sekretariat yang bertempat di Jalan Kapten Piere Tendean 14 Klodran Bantul.
Syawalan kebangsaan bertema "Kemenangan Iman untuk Meningkatkan Khidmat Kemanusiaan dan Kebangsaan" akan melibatkan berbagai pihak baik pejabat, warga, perwakilan ormas dan relawan. Belasan ormas dan komunitas rencan akan hadir dalam syawalan kebangsaan yang dimeriahkan dengan kesenian tradisional.
Pada syawalan kebangsaan itu akan disampaikan ikrar kebangsaan dan peluncuran sinergi program antar stakeholder. "Komitmen bersama dari berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan Bantul Sehat, Cerdas dan Sejahtera. Saya bersedia menajadi pelindung organisasi yang bersifat positif untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bantul," pungkas Drs.H.Suharsono.
Sementara itu sesudah audiensi perwakilan pengurus melanjutkan menghadiri sarasehan hari jadi ke- 187 Kabupaten Bantul di Pendopo Parasamya, dengan tema "Dengan Semangat Makarya Bangun Desa, Kita Berdayakan Masyarakat untuk Mengurangi Kemiskinan". Narasumber sarasehan Prof Gunawan Somodiningrat dan seorang warga Jomegatan Bantul Sarinah, dengan moderator Den Baguse Ngarso (Drs. Susilo Nugroho).
Dalam sarasehan itu Prof G. Sumodiningrat memaparkan pentingnya pemahaman berekonomi yang dilandasi KeTuhanan dengan semangat persatuan melalui musyawarah untuk mewujudkan keadilan sosial. Berlandaskan pada ketaatan pada Allah, kita menjadi murah hati, dan menerima segala hal dengan baik.
Sarinah seorang ibu Rumah Tangga penjual soto menyampaikan kisahnya yang telah berhasil berjuang mengurangi kemiskinan sebagai warga dan telah sukses bangkit lepas dari kemiskinan terhindar dari kesulitan ekonomi.
(Mrtp/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar