KULONPROGO, suarakpk.com - Proyek tambang pasir besi yang berada di karangwuni wates Kulonprogo terlihat mangkrak tidak ada aktifitas. Proyek tambang pasir besi yang dari awal seakan mampu membawa kesejahteraan masyarakat Kulonprogo, akhirnya tidak dapat berjalan lancar, hal ini terliat dengan tidak adanya oprasional penambangan, bahkan kantor yang dibangunpun menjadi lahan kosong tidak terawat bahkan ditumbuhi rumput ilalang.
Bahkan saat ini, bermunculan spanduk-spanduk menuntut janji operasional tambang tersebut mampu menyedot tenaga kerja dan meningkatkan petekonomian di sana.
Ketua LSM GBS (Gerbang Bintang Selatan) Gendut mengatakan, bahwa masyarakat karangwuni khususnya dan masyarakat wates merasa kecewa kepada semua pihak.
"Kontrak kerja telah dilakukan pada tahun 2016 antara Kementrian ESDM dan PT. JMI (Jogja Magasa Icon) seluas 160 Ha ini, telah disepakati bersama ternyata sampai sekarang nol, semestinya pihak Pemda maupun Pemprov menegur atas tidak terlaksananya penambangan ini, atau mungkin ada satu pihak yang telah melakukan wansprestasi, mestinya pemerintah menegur terhadap pelaksana penambangan." kata Gendut.
Menurutnya, akibat dari tidak beroprasinya penambangan ini rakyat merasa dirugikan, untuk itu GBS menuntut kepada pemerintah daerah untuk tegas memberikan sangsi, bilamana perlu bila todak beroperasi cabut perijinan resebut.
"Atau bahkan Kementrian ESDM mengambil tindakan sepihak, sehingga yang dirugikan akhirnya masyarakat Kulonprogo, Proyek besar yang diharapkan mampu menjadikan dari hasil tambang besi menjadi industri basic baja ini akhirnya hanya menjadi impian semata." pungkas Gendut (team/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar