KULONPROGO, suarakpk.com - Program pembagunan penyediaan air minum untuk masyarakat di Desa Gotakan, Kecamatan Panjatan, Kabuapten Kulonprogo diduga bocor. Pasalnya, kebocoran ini bukan disebabkan karena adanya pralon yang pecah, namun diduga kebocoran ini disebabkan oleh pembangunanya yang tidak sesuai dengan spek.
Menurut warga yang tidak mau disebutkan namanya, seharusnya pralon ditanam di dalam tanah. Tetapi kenyataannya banyak pralon yang kelihatan di permukaan tanah.
"Jelas ini kemana anggaran untuk menggali tanah. Dan kalau tidak ditanam seperti ini, pralon cepat rusak, terkena panas matahari dan hujan. Mudah lapuk dan gampang pecah." ungkapnya.
Pantauan suarakpk.com di lapangan, panjang pralon yang tidak ditanam di dalam tanah kurang lebih 1 km. Dijelaskan oleh warga, tidak ditanam karena tanahnya berbatu, sehingga sulit digali.
Nampak pada papan nama proyek yang masih ada, jelas tertulis jika proyek itu masuk tahun anggaran 2016, akan tetapi pelaksanaan pembangunannya tahun 2017. Adapun alokasi dana pembangunan nya berasal dari dana APBN sebesar Rp.245 juta dan dana pendamping Rp.35 juta. Selain bersumber dari APBN dan APBD, diakui oleh warga setempat, jika warga juga dikenakan iuran senilai, Rp100.000 untuk pembangunan tersebut.
Sementara warga juga mengaku bila dirinya tidak tahu untuk apa iuran pembangunan dibebankan ke warga.
“Warga minta program ini dirunut yang sebenarnya oleh pihak yang berwajib.” pinta salah satu warga yang enggan disebutkan namanya ini.
"bahwa proyek itu memang masih dalam tahap waktu pemeliharaan. Dan sudah diperbaiki semua.” kata Kepala Desa Gotakan.
Supriyanto juga meminta kepada media untuk tidak mebesarkan persoalan proyek tersebut, sebab menurutnya, persoalan tersebut sudah selesai diperbaiki, namun seperti yang terlihat oleh suarakpk.com, bahwa masih nampak pralon yang di luar.
“Pralon juga sudah ditanam, jadi tidak masalah program itu. Semua baik baik saja, dan jangan dibesar besarkan. Ini sudah selesai." pungkasnya.(tim/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar