JAKARTA,
suarakpk.com - Sebagai bentuk keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengurangi
pemanasan global, seiring dengan komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% secara mandiri dan sebesar 41% dengan bantuan
internasional pada tahun 2030, seperti disampaikan oleh Presiden Joko Widodo
pada COP21 di Paris pada Desember 2015. Kementerian Perindustrian berupaya
mempercepat pengembangan produksi kendaraan emisi karbon rendah (Low Carbon
Emission Vehicle/LCEV) yang ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.
“Salah satu sumber
pemanasan global adalah dari emisi CO2 kendaraan bermotor yang mengkonsumsi
bahan bakar fosil,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara
Serah Terima Kendaraan Listrik Mitsubishi di Kementerian Perindustrian,
Jakarta, Senin (26/2) kemarin.
Kemenperin pun memberikan
apresiasi kepada Mitsubishi Motors Corportion (MMC) dan PT Mitsubishi Motors
Krama Yudha Sales Indonesia atas kerjasama dalam rangka studi bersama dan
sosialisasi penggunaan mobil listrik di Indonesia.
“Kami berharap
kerjasama ini menjadi sebuah langkah positif dalam mempercepat pengembangan
teknologi industri otomotif nasional yang ramah lingkungan dengan emisi karbon
rendah,” tutur Airlangga.
Di sisi lain, Dirjen
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto
menyampaikan bahwa acara serah terima kendaraan listrik ini merupakan tindak
lanjut dari komitmen Kemenperin dan MMC melalui penandatanganan kerja sama pada
30 Oktober 2017dalam mendukung program pengembangan kendaraan LCEV.
"Kerjasama
ini mencakup tiga hal, yaitu studi bersama dibidang teknologi dan pengembangan
kendaraan listrik, sosialisasi penggunaaan kendaraan listrik dan penggunaan
kendaraan listrik untuk kepentingan umum,”ungkap Harjanto kepada suarakpk.com
tadi siang, Kamis (01/3/2018).
Pantauan di
lapangan, dikabarkan jika Mitsubishi Motors Corportion (MMC) menyerahkan 10
kendaraan listrik kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung program LCEV.
Kesepuluh mobil tersebut, terdiri dari delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV
(model SUV plug-in hybrid) dan dua unit Mitsubishi i-MiEV.
Dijelaskan, bahwa Mitsubishi
Outlander PHEV memiliki kecepatan maksimal 200 km/jam dan mampu menempuh jarak
800 km dengan kombinasi bahan bakar bensin dan tenaga listrik, sedangkan jika
hanya menggunakan tenaga listrik (full EV) mampu menempuh 55 km. Sementara,
Mitsubishi i-MiEV memiliki kecepatan maksimal 120 km/jam dan jarak tempuh 120
km dengan kondisifull charge listrik.
Dalam kesempatan
ini, diserahkan Mitsubishi Outlander PHEV berwarna hitam dan putih
masing-masing berjumlah empat unit, serta dua unit Mitsubishi i-MiEV berwarna
hitam dan putih.
Penyerahan
kendaraan listrik tersebut dilakukan secara simbolis oleh CEO MMC Osamu Masuko
kepada Menperin Airlangga, dan selanjutnya Menperin akan menyerahkan secara
simbolis kepada masing-masing Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri
Sekretaris Negara, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Ristekdikti,
Kapolri, serta Kepala BBPT.
Kendaraan-kendaraan
ini akan disertakan dalam serangkaian studi bersama untuk melihat kinerja mobil
listrik di lalu lintas Indonesia yang memiliki karakteristik khusus serta
melihat respon konsumen, dan juga sebagai sosialisasi kendaraan listrik di
Indonesia.
Osamu Masuko
mengungkapkan bahwa studi bersama ini merupakan langkah untuk mendukung
transisi Indonesia ke era industri kendaraan bermotor emisi rendah karbon.
Menteri
Peridustrian berharap agar kerjasama ini mampu mewujudkan kebijakan dan
regulasi yang mendukung pengembangan industri automotif dalam negeri sehingga
mampu memproduksi kendaraan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pasar
domestik maupun global.
Pada kesempatan
yang sama, Menperin menegaskan, pihaknya bersama stakeholder terkait sedang mereviu
peta jalan arah kebijakan dan pengembangan industri alat transportasi nasional
dalam rangka menyesuaikan cepatnya perkembangan teknologi industri otomotif.
(nazar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar