9 tahun sudah sekolah ini beroperasi untuk mencerdaskan anak bangsa dengan 5 orang guru dan 1 Kepala Sekolah, namun kondisi gedung sekolah ini sangat memprihatinkan. Selain itu, gedung sekolah yang terdiri dari 6 kelas juga belum mendapatkan ijin, hanya 1 kelas yang sudah mendapatkan ijin dari Kanwil Depag Semarang.
Kepada suarakpk.com, Ketua Komite MI Ma'arif 2, Sutrisno mengatakan, awal didirikanya sekolah MI Ma'arif 2 ini, atas permintaan masyarakat Dusun Nusajaya. Hal itu dikarenakan warga Dusun Nusajaya membutuhkan gedung sekolah yang berada tidak jauh dari wilayah sekitar.
“Sebelum ada MI Ma’arif di Dusun Nusajaya, masyarakat sekitar harus sekolah di wilayah Desa Bojong yang jarak tempuhnya sampai 6 km, belum akses jalan yang sangat susah,” katanya.
Sementara, Kepala MI Ma’arif 2, Agus Setiawan S,Pdi membenarkan gedung sekolah MI Ma'arif 2 berdiri pada tanggal 17 Juli 2008, kini kondisinya sangat memprihatinkan, sudah 5 tahun rusak, kerusakannya sendiri pada bagian gedung amblas, plafon ambrol bahkan untuk 3 ruang kelas yakni kelas 4, 5 dan 6 harus menggunakan ruangan yang tidak layak dengan dinding dari bilik bambu dan kalsiboard yang sudah bolong dan pecah serta lantainya dari paping blok dan tidak berpintu.
“Kalau musim hujan, siswa-siswinya harus kebasahan, sehingga sangat menggangu saat belajar-mengajar,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kami sangat khawatir pada saat belajar-mengajar ada plafon yang ambrol dan mengenai siswa-siswinya.
Untuk pengajuan perbaikan sekolahan MI Ma'arif 2, menurutnya belum pernah di ajukan ke pemerintah, karena belum dapat ijin, hanya baru kelas 1 yang sudah mendapatkan ijin dari Kanwil Depag Semarang, sedangkan untuk kelas 2, 3, 4, 5, dan 6, masih nginduk ke MI Ma'arif 1 yang terletak di Dusun Mekarsari, Desa Bojong.
“Bantuan yang sudah diperoleh justru dari beberapa komunitas seperti dari Gerakan Sedekah Cilacap (GSC) yang membantu gedung kelas 2 dan kelas 3, sedangkan untuk kelas 1 di bantu dari dana aspirasi serta dari komunitas Info Cegatan Cilacap,” katanya.
Lebihlanjut dia menjelaskan, ruang guru pun masih berdinding kalsiboard dan berlantaikan paving blok, di ruangan guru hanya ada rak buku yang ala kadarnya meja dan ada satu perangkat komputer, itupun pinjaman dari sekolah lain sekarang komputer tidak bisa di pakai karena rusak.
“Kami berharap agar pemerintah segera mengeluarkan ijin untuk MI Ma’arif 2, dan memberikan bantuan untuk pembangunan sekolah ini. Ini demi mencerdaskan anak bangsa,” pungkasnya.
Salah satu siswi kelas 5 MI Ma’arif 2, Ratna Rismayanti saat ditemui suarakpk.com menatakan, kelasnya yang berdinding bilik dan bolong serta tidak berpintu sangat mengganggu ketika belajar.
“Kami kepingin sekolahanya segera di perbaiki, agar kalau hujan tidak bocor serta kebanjiran,” harapnya. (Irman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar