Desa Bumiayu, Weleri, Gelar Wayang Kulit - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

15 Oktober 2017

Desa Bumiayu, Weleri, Gelar Wayang Kulit


Kendal suarakpk.com - Berbagai cara yang dilakukan masyarakat untuk memperingati tahun baru Hijriah. Seperti yang dilakukan oleh warga dan perangkat Desa Bumiayu, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal yang pada hari sabtu (14/10) kemarin dalam memperingati tahun baru islam 1939 Hijriah menggelar panggung hiburan seni budaya wayang kulit semalam suntuk.
Nampak hadir dalam panggung hiburan seni budaya wayang kulit Camat Weleri Marwoto.SH bersama jajaran Muspika Weleri Kabupaten Kendal, serta para Kepala Desa se Kecamatan Weleri ,
warga Desa Bumiayu dan tamu undangan lainya.

Dalam sambutannya Kepala Desa Bumiayu, Djohan yang sekaligus Ketua Panitia kegiatan mengatakan bahwa dalam rangka kegiatan selamatan desa dan sekaligus untuk memperingati tahun baru 1939 hijriah, dirinya mengajak masyarakat menguri - uri kesenian wayang kulit agar masyarakat lebih mengerti dan mengenal seni budaya wayang kulit yang hampir tidak disukai oleh generasi kita dan agar generasi muda Indonesia tidak melupakan tradisi kesenian jawa wayang kulit.
"Selain tradisi selamatan Desa dan sekaligus memperingati Tahun Baru 1939 Hijriah, saya berharap panggung seni wayang kulit ini bisa menjadikan upaya nguri uri seni budaya wong jowo, (prang Jawa) yang dijaman sekarang kurang diminati oleh generasi muda." kata Djohan dalam sambutannya.

Sementara, Camat Weleri, Marwoto SH yang turut menghadiri wayangan tersebut dalam sambutannya mengatakan "dengan adanya kegiatan selamatan desa ini semoga warga Desa Bumiayu bisa meningkatkan kebersamaan, kerukunan, gotong royong serta mempererat rasa persatuan dan kesatuan."
Lebih lanjut, Marwoto menjelaskan "dengan demikian, keberadaan masyarakat desa Bumiayu kedepan  dapat memperkokoh jati diri bangsa, dalam persaingan kebudayaan yang semakin ketat." jelasnya.
Menurut Marwoto, bahwa pagelaran wayang kulit pada hakekatnya merupakan ekspresi budaya, dimana kesenian tersebut tumbuh dan berakar sekaligus mengandung nilai – nilai spiritual, media pendidikan moral dan falsafah hidup. Melalui proses sejarah yang panjang, nilai –nilai budaya tersebut telah menjadi dasar terciptanya falsafah dan pedoman hidup bangsa yang kemudian tertuang dalam pancasila dengan kebinekaannya.
“Oleh karena itu, nilai – nilai keseniaan tradisional perlu digali, dilestarikan serta dikembangkan hingga mampu menjadi landasan dan jati diri bangsa dalam membangun identitas indonesia yang berbudi luhur." katanya.
Marwoto berharap dengan di gelarnya wayang kulit ini, diharapkan mampu memberikan suri tauladan yang baik bagi perilaku kehidupan kita semua di dalam suasana yang ayem tentrem mulyo lan tinoto paparnya. (romdhon/beki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)