BLORA, suarakpk.com – Para perawat yang belum diangkat
menjadi PNS yang masih
magang,
kontrak, dan Wiyata Bhakti di instansi pemerintah dan tergabung dalam organisasi GNPHI (Gerakan Nasional Perawat
Honor Indonesia) di Blora pada hari Senin, (18/9) mengadakan rapat di Aula DKK
Blora. Acara yang dihadiri oleh Pengurus Pusat Propinsi Jateng, DPD PPNI Blora,
Pendamping GNPHI serta para anggotanya sebanyak 228 orang.
Pada kesempatan
tersebut, PP GNPHI Jateng yang diwakili oleh Evi Irawati mengatakan bahwa
profesi perawat merupakan pekerjaan mulia karena berhubungan dengan
kemanusiaan. Bila dikerjakan dengan ikhlas pasti akan membawa keberkahan
tersendiri walaupun belum diangkat menjadi PNS. “Maka kami harapkan pemerintah
hendaknya memperhatikan nasib kami terutama peningkatan kesejahteraan honor
yang masih minim,” katanya.
Senada, Eko Wahyudi yang mewakili DPD PPNI juga mengharapkan
agar nasib para perawat terutama yang masih magang, kontrak maupun wiyata
bhakti lebih diperhatikan. “Mereka benar-benar berjuang dengan ikhlas,
hendaknya pemerintah lebih mengimbanginya dengan memperhatikan kesejahteraannya,”
ujarnya.
“Ya mas! Kami harapkan nasib kami diperhatikan agar kami
dapat bekerja lebih maksimal. Apalagi bagi teman-teman yang bertugas agak jauh
dari perkotaan perjuangan mereka sungguh-sungguh sangat besar, namun kesejahteraannya
jauh dari yang namanya hidup sejatera.” jelas salah satu peserta.
"Selama ini pemerintah memandang perawat sebelah mata. Perawat adalah yang bekerja 24 jam di rumah sakit maupun puskesmas, profesi perawat mengandung banyak resiko untuk tertular suatu penyakit. Namun, sampai detik ini pemerintah tidak memperhatikan perawat dengan status tidak jelas, ada yang magang,kontrak maupun wiyata bakti dengan gaji yang rendah Rp.150.000,00 hingga Rp. 1350.000, 00 dari pemkab." Ungkapnya lebih lanjut. "Maka dengan ini kami mohon kepada pemerintah untuk memperhatikan kami sebagai pejuang bangsa." Imbuh peserta lain. (Edycom)
"Selama ini pemerintah memandang perawat sebelah mata. Perawat adalah yang bekerja 24 jam di rumah sakit maupun puskesmas, profesi perawat mengandung banyak resiko untuk tertular suatu penyakit. Namun, sampai detik ini pemerintah tidak memperhatikan perawat dengan status tidak jelas, ada yang magang,kontrak maupun wiyata bakti dengan gaji yang rendah Rp.150.000,00 hingga Rp. 1350.000, 00 dari pemkab." Ungkapnya lebih lanjut. "Maka dengan ini kami mohon kepada pemerintah untuk memperhatikan kami sebagai pejuang bangsa." Imbuh peserta lain. (Edycom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar